BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar Komponen-Komponen Pembelajaran
Pengajaran adalah suatu sistem artinya keseluruhan yang
terdiri dari komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya secara keseluruhan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Komponen merupakan bagian
dari suatu sistem yang memiliki peran dalam
keseluruhan berlangsungnya suatu
proses untuk mencapai tujuan sistem.
Jadi, komponen pendidikan adalah bagian-bagian
dari sistem proses pendidikan yang menentukan berhasil atau tidaknya proses
pendidikan (Slameto, 2010).
Adapun komponen-komponen tersebut meliputi:
1. Tujuan pendidikan
2. Peserta didik
3. Pendidik
4. Bahan atau materi pelajaran
5. Pendekatan dan metode
6. Media atau alat
7. Sumber belajar
8. Evaluasi
Semua komponen dalam sistem pengajaran saling berhubungan
dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pengajaran. Pada dasarnya, proses
pengajaran dapat terselenggara secara lancar, efisien, dan efektif berkat
adanya interaksi yang positif, konstruktif, dan produktif antara berbagai
komponen yang terkandung di dalam sistem pengajaran tersebut.
B.
Komponen
Peserta Didik (Hamalik,2004)
Peserta didik adalah salah satu komponen
dalam pengajaran, di samping faktor pendidik, tujuan, dan metode pengajaran.
Sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa peserta didik adalah
komponen yang terpenting diantara kelompok lainnya. Pada dasarnya peserta didik
adalah unsur penentu dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya peserta didik,
sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran. Sebab peserta didiklah yang
membutuhkan pengajaran dan bukan pendidik, pendidik hanya berusaha memenuhi
kebutuhan yang ada pada peserta didik. Tanpa adanya peserta didik, pendidik tak
akan mungkin mengajar. Sehingga peserta didik adalah komponen yang penting
dalam hubungan proses belajar mengajar ini.
1.
Peserta
didik adalah pribadi yang kompleks
J. Looke berpandangan bahwa jiwa
anak bagaikan tabu rasa, sebuah meja lilin yang dapat ditulis dengan apa saja
bagaimana keinginan si pendidik. J.J.
Rousseau
memandang anak sebagai seseorang yang memiliki jiwa yang bersih dan karena
lingkungan maka ia jadi kotor.
Berbeda dengan pandangan di atas
maka menurut psikologi modern, anak adalah suatu organisme yang hidup, yang
mereaksi, berbuat, dan sebagainya. Organisme yang hidup memiliki suatu
kebutuhan, minat, kemampuan, dan masalah-masalah tertentu. Ia bersifat unik,
memiliki bakat dan kematangan berkat adanya pengaruh-pengaruh dari luar,
sehingga membentuk pribadi anak menjadi kompleks.
2.
Tujuan
mengenal peserta didik
Pendidik mengenal peserta didik
dengan maksud agar pendidik dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya
secara efektif. Mengenal dan memahami peserta didik sangat penting agar pendidik
dapat menentukan bahan-bahan yang akan diberikan, menggunakan prosedur belajar
yang serasi, mengadakan diagnosis atas kesulitan.
Banyak aspek dari pribadi peserta
didik yang perlu dikenal, namun demi mempermudah studi dalam hal ini maka
aspek-aspek tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Latar
belakang masyarakat
Kultur masyarakat dimana peserta didik
tinggal, besar pengaruhnya terhadap sikap peserta didik. Latar belakang kultur
ini menyebabkan para peserta didik memiliki sikap yang berbeda-beda tentang
agama, politik, masyarakat lain, dan cara bertingkah lakunya.
b. Latar
belakang keluarga
Situasi di dalam keluarga, besar
pengaruhnya terhadap emosi, penyesuaian sosial, minat, sikap, tujuan, disiplin,
dan perbuatan peserta didik di sekolah. Semua masalah apapun yang ada di dalam
keluarga akan berpengaruh terhadap sikap, tujuan, dan tingkah laku peserta
didik di sekolah. Sehingga pendidik sering mengalami kesulitan untuk
memahaminya. Pendidik perlu mengenal situasi dan kondisi dalam keluarga peserta
didik, agar dapat merencanakan kegiatan-kegiatan yang serasi.
c. Tingkat
inteligensi
Inteligensi seseorang dipengaruhi oleh
perasaan dorongan, rasa aman dan sebagainya. Faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap kematangan daripada IQ. Tingkat inteligensi dapat digunakan untuk
memperkirakan keberhasilan seorang peserta didik.
d. Hasil
belajar
Pendidik perlu mengenal hasil belajar
dan kemajuan belajar peserta didik yang telah diperoleh sebelumnya. Hal yang
perlu diketahui itu ialah penguasaan pelajaran dan keterampilan belajar. Dengan
pengenalan tersebut pendidik dapat mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik,
dapat memperkirakan hasil dan kemajuan hasil belajar selanjutnya.
e. Kesehatan
badan
Keadaan kesehatan dan pertumbuhan ini
besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan dan penyesuaian sosial mereka.
Kalau pendidik mengenal data yang lengkap tentang kesehatan dan pertumbuhan
jasmaninya maka pendidik dapat memikirkan dan mengusahakan pemberian bantuan
kepada mereka seperti: memperbaiki prosedur mengajar, mengatur tempat duduk,
memberikan bantuan seperlunya.
f. Hubungan-hubungan
antarpribadi
Hubungan-hubungan pribadi saling aksi
dan mereaksi, penerimaan oleh anggota kelompok, kerja sama dengan teman-teman
sekelompok akan menentukan perasaan puas dan rasa aman di sekolah. Hal-hal ini
sangat berpengaruh pada kelakuan dan motivasi belajarnya. Kalau pendidik
mengetahui tentang kebutuhan sosial di kalangan peserta didik maka pendidik
dapat menyelidiki masalah-masalah yang dihadapi peserta didik.
g. Kebutuhan-kebutuhan
emosional
Di antara kebutuhan emosional yang
penting di kalangan para peserta didik pada umumnya, ialah ingin diterima (acceptance), berteman/ mencintai (affection), dan rasa aman (security). Kebutuhan ini perlu mendapat
kepuasan, dan apabila tidak berhasil memberikan kepuasan atas
kebutuhan-kebutuhan tersebut maka ia akan menimbulkan frustasi dan gangguan
mental lainnya. Dengan mengenal kondisi emosional peserta didik, pendidik dapat
memberikan bimbingan yang diperlukan dan berusaha memelihara sifat-sifat
pribadi yang baik, guna menjamin stabilitas emosional para peserta didik.
h. Sifat
kepribadian
Pendidik perlu mengenal sifat-sifat
kepribadian peserta didik agar pendidik mudah mengadakan pendekatan pribadi
dengan mereka. Dengan demikian, hubungan pribadi menjadi lebih dekat dan akan
mendorong pengajaran lebih efektif.
i.
Bermacam-macam minat belajar
Pendidik perlu sekali mengenal
minat-minat peserta didiknya, karena ini penting bagi pendidik untuk memilih
bahan pelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar, menuntun mereka
kearah pengetahuan, dan untuk mendorong motivasi belajar mereka.
3.
Cara
dan alat untuk mengenal peserta didik
Untuk mengenal peserta didik, pendidik
dapat menggunakan bermacam-macam alat. Dalam uraian berikut ini dapat kita
tinjau alat-alat untuk mengenal peserta didik:
a. Cumulative record
Sistem cumulative record berisikan banyak macam keterangan tentang peserta
didik. Bentuk catatan itu ada bermacam-macam, ada yang menggunakan sistem kartu
ukuran 3 X 5 dengan sebanyak 8 pertanyaan, ada juga dengan menggunakan folder
(10 X 6) yang di dalamnya terdapat sejumlah kartu dan sejumlah pertanyaan.
b. Anecdotal records
Anecdotal
records ialah catatan tertulis tentang satu
atau lebih observasi-observasi pendidik terhadap kelakuan dan reaksi-reaksi
peserta didik dalam berbagai situasi. Catatan ini dibuat sekali atau dua kali
dalam seminggu selama setahun, catatan ini meliputi keterangan yang diperoleh
melalui percakapan informal antara pendidik dan peserta didik.
c. Percakapan-percakapan
dan wawancara informal
Dalam percakapan secara informal dengan
peserta didik sebelum masuk sekolah, dalam waktu istirahat dan waktu-waktu
lainnya, pendidik dapat mengarahkan pokok pembicaraan untuk mengungkapkan
minat, reaksinya terhadap sekolah, pengalaman-pengalaman yang didapat di luar
sekolah, motivasi, dan aspirasi mereka. Selain dari itu, pendidik juga
mengadakan wawancara secara informal dengan setiap peserta didik guna
mengetahui segala sesuatu tentang pribadi peserta didik.
d. Observasi
Pendidik dapat menggunakan setiap
kesempatan yang ada setiap hari untuk mengamati tingkah laku peserta didiknya.
Melalui observasi yang terus-menerus, pendidik dapat memperoleh tentang
abilitas, sikapnya terhadap kegiatan-kegiatan sekolah, partisipasinya terhadap berbagai
kegiatan, hubungan antara peserta didik dalam berbagai kelompok.
e. Angket
Angket terdiri dari sejumlah pertanyaan
tertulis yang disampaikan kepada peserta didik untuk mendapatkan jawaban yang
tertulis. Melalui angket, pendidik dapat mengenal tentang minat, masalah
kebutuhan, kecemasan, ambisi anak, dan sebagainya.
f. Diskusi
informal
Para peserta didik mengadakan diskusi
secara informal, dan pendidik mendengarkannya. Dalam diskusi ini setiap peserta
didik bebas mengemukakan pengalaman-pengalaman dan hal-hal yang telah
diamatinya. Diskusi dilaksanakan secara informal penuh persahabatan, saling
memberi dan menerima.
g. Tes
Tes tertulis, baik yang dibuat oleh pendidik
maupun tes yang telah disusun oleh para ahli atau lembaga tertentu, pendidik
dapat mengetahui tentang hasil pendidikan para peserta didik, tingkat
inteligensi, sifat-sifat kepribadian, sikap dan abilitas peserta didik.
h. Projective techniques
Dengan teknik ini akan menyebabkan
peserta didik mengekspresikan atau memproyeksikan minat, keinginan, sikap, dan
pendapatnya. Dengan menggunakan alat tersebut pendidik akan memperoleh sejumlah
data tentang pribadi peserta didik.
i.
Sosiometri
Tes sosiometri digunakan untuk
memperoleh gambaran tentang hubungan antara pribadi peserta didik atau hubungan
sosial diantara peserta didik di dalam satu kelas. Hasil dari sosiometri pada
sosiologi disebut sosiogram. Sosiogram menunjukkan hubungan antara anggota di
dalam suatu kelas/ kelompok, tetapi tidak menjelaskan mengapa terjadi hubungan
itu.
j.
Konferensi antara orang
tua dan pendidik
Dalam kesempatan mengunjungi orang tua
peserta didik dan mengadakan pertemuan dengan orang tua peserta didik tersebut
untuk melaporkan kemajuan belajar peserta didik maka pendidik sebaiknya
menggunakan kesempatan itu untuk mempelajari situasi keluarganya.
k. Studi
kasus
Dengan studi kasus, pendidik dapat menghimpun banyak
informasi tentang seorang peserta didik dari berbagai sumber di dalam satu
kesatuan pola. Manfaatnya ialah pendidik dapat memahami peserta didik secara
menyeluruh dari individu peserta didik. Dengan demikian, pola perkembangan peserta
didik juga dapat diamati secara kontinu.
4.
Pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik
Pendidik yang efektif perlu memahami
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara komprehensif. Pemahaman ini
akan memudahkan pendidik untuk menilai kebutuhan peserta didik dan merencanakan
tujuan, bahan, prosedur belajar mengajar dengan tepat.
Konsep-konsep
dasar tentang perkembangan peserta didik
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan
ialah pertumbuhan secara kuantitatif dari substansi atau struktur yang umumnya
ditandai dengan perubahan-perubahan biologis pada diri seseorang yang menuju
kearah kematangan. Pertumbuhan organisme ini bersumber dari bakat dan pengaruh
lingkungan. Pada umumnya peranan bakat lebih menonjol jika dibandingkan dengan
peranan pengaruh lingkungan.
b. Kematangan
dan Maturasi
Kematangan
adalah tingkat atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan
perorangan sebelum ia dapat melakukan sebagaimana mestinya pada bermacam-macam
tingkat pertumbuhan mental, fisik, sosial, dan emosional. Kedewasaan (maturation) ialah kemajuan pertumbuhan
yang normal kearah kematangan. Proses maturasi disebabkan oleh faktor
pertumbuhan dari dalam pada berbagai kapasitas dan struktur.
c. Perkembangan
Perkembangan
menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni
adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan
itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelektual, emosional,
spiritual. Perkembangan umumnya berjalan lambat, karena itu pendidik harus
memperhatikan dengan teliti, jangan hanya melihat pertumbuhan fisiknya saja,
karena belum tentu sejalan dengan perkembangan dalam segi-segi mental, emosionalnya,
dan sebagainya.
d. Perkembangan
Normal
Pengertian
perkembangan ini dapat ditinjau dari dua segi. Pertama perkembangan normal
dilihat dari segi pola perkembangan individu peserta didik. Perkembangan ini
berbeda untuk setiap individu.Kedua perkembangan normal dilihat dari segi usia
kronologis. Tingkat usia peserta didik dijadikan dasar untuk menentukan normal
atau tidaknya perkembangan seorang peserta didik.
5.
Prinsip-prinsip
pertumbuhan dan perkembangan
Di
antara prinsip-prinsip pertumbuhan dan perkembangan yang penting ialah sebagai
berikut:
a. Belajar
ialah mengalami.
b. Belajar
menunjukkan adanya perubahan kelakuan dan sikap.
c. Kesiapan
untuk sesuatu tugas belajar ditentukan oleh pertumbuhan peserta didik secara
keseluruhan.
d. Tiap-tiap
komponen (sifat) mental, fisik, sosial, emosional perkembangan dengan rute yang
berlainan. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
e. Para
peserta didik itu bermacam-macam, baik dalam hal perkembangan dalam dirinya
maupun dilihat dari norma -norma yang ada.
f. Setiap
peserta didik memiliki keunikan dalam pola perkembangannya.
g. Seorang
peserta didik akan menyerap pengaruh lingkungannya dan demikian ia memperoleh
pengalaman dan persiapan.
h. Proses
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara beruntun menurut pola tertentu.
i.
Pertumbuhan dalam diri
seseorang berjalan secara kontinu.
j.
Reaksi-reaksi emosional
kerapkali dipengaruhi oleh perkembangan motorik.
6.
Kebutuhan-kebutuhan
peserta didik
Dalam tahap-tahap perkembangan peserta
didik, dan satu aspek yang paling menonjol ialah adanya bermacam ragam
kebutuhan yang meminta kepuasan. Beberapa ahli telah mengadakan analisis
tentang jenis-jenis kebutuhan peserta didik, antara lain:
a. Prescott,
mengadakan klasifikasi kebutuhan sebagai berikut.
1) Kebutuhan
fisiologis : bahan-bahan dan keadaan yang esensial, kegiatan dan istirahat.
2) Kebututuhan-kebutuhan
sosial atau status: menerima dan diterima, dan menyukai orang lain.
3) Kebutuhan-kebutuhan
ego atau integratif: kontak dengan kenyataan, , menambah kematangan diri sendiri,
keseimbangan antara berhasil dan gagal, menemukan individualitasnya sendiri.
b. Maslow
menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan psikologis akan timbul setelah
kebutuhan-kebutuhan psikologis terpenuhi. Ia mengadakan klasifikasi kebutuhan
dasar sebagai berikut:
1) Kebutuhan
akan keselamatan
2) Kebutuhan
memiliki dan mencintai
3) Kebutuhan
akan penghargaan
4) Kebutuhan
untuk menonjolkan diri
C.
Komponen
Pendidik (Slameto, 2010)
Sebelum memulai tugasnya, pendidik harus
terlebih dahulu mempelajari kurikulum
sekolah itu dan memahami program pendidikan yang sedang dilaksanakan. Setiap
akan mengajar, pendidik perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka
melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Karena itu
harus memahami benar tentang tujuan pengajaran, cara merumuskan tujuan
mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai, memahami bahan pelajaran sebaik mungkin dengan
menggunakan berbagai sumber, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat
peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat
evaluasi lainnya.
Dengan melaksanakan tugasnya, ia perlu
mengadakan kerja sama dengan orang tua peserta didik, dengan badan-badan
kemasyarakatan dan sekali-sekali membawa peserta didik mengunjungi objek-objek
yang kiranya perlu diketahui peserta didik.
1.
Peranan
pendidik
Pandangan modern seperti yang
dikemukakan oleh Adams dan Dickey bahwa peran pendidik sesungguhnya sangat
luas, meliputi:
a. Pendidik
sebagai pengajar
Pendidik bertugas memberikan pengajaran
di dalam kelas. Ia menyampaikan pelajaran agar peserta didik memahami dengan
baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu ia juga berusaha
agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial,
apresiasi, dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.
b. Pendidik
sebagai pembimbing
Pendidik berkewajiban memberikan bantuan
kepada peserta didik agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan
masalahnya sendiri, mengenal dirinya sendiri, dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pendidik perlu memahami dengan baik tentang teknik bimbingan
kelompok, penyuluhan individual, teknik mengumpulkan keterangan, teknik
evaluasi, statistik penelitian, psikologi kepribadian, dan psikologi belajar.
c. Pendidik
sebagai pemimpin
Pendidik
berkewajiban mengadakan supervisi atas kegiatan belajar peserta didik, membuat
rencana pengajaran bagi kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya,
melakukan manajemen kelas, mengatur disiplin kelas secara demokratis. Pendidik
harus punya jiwa kepemimpinan yang baik, seperti hubungan sosial, kemampuan
berkomunikasi, ketenagaan, ketabahan, humor, tegas, dan bijaksana.
d. Pendidik
sebagai ilmuwan
Pendidik dipandang sebagai orang yang
berpengetahuan. Dia bukan saja berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang
dimilikinya kepada peserta didik, tetapi juga berkewajiban mengembangkan
pengetahuan itu dan terus-menerus memupuk pengetahuan yang telah dimilikinya.
e. Pendidik
sebagai pribadi
Sebagai pribadi setiap pendidik harus
memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh peserta didiknya, oleh orang tua, dan
oleh masyarakat. Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan
pengajaran secara efektif.
f. Pendidik
sebagai penghubung
Sekolah berdiri diantara dua lapangan,
yakni satu pihak mengemban tugas menyampaikan dan mewariskan ilmu, teknologi,
dan kebudayaan yang terus menerus berkembang dengan lajunya, dan di pihak lain
bertugas menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat, dan tuntutan
masyarakat. Di antara kedua lapangan inilah pendidik memegang peranannya
sebagai pelaksana.
g. Pendidik
sebagai pembaharu
Pendidik memegang peranan sebagai
pembaharu, oleh karena melalui kegiatan pendidik penyampaian ilmu dan
teknologi, contoh-contoh yang baik dan lain-lain maka akan menanamkan jiwa
pembaruan di kalangan peserta didik.
h. Pendidik
sebagai pembangunan
Sekolah turut serta memperbaiki
masyarakat dengan jalan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat dan dengan turut melakukan
kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat itu. Pendidik
baik secara pribadi dan professional dapat menggunakan setiap kesempatan yang
ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat. Partisipasinya
di dalam masyarakat akan turut mendorong masyarakat lebih bergairah untuk
membangun.
2.
Tanggung
Jawab Pendidik
a. Pendidik
harus membantu peserta didik belajar
Tanggung
jawab pendidik yang terpenting ialah merencanakan dan membantu peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Pendidik harus membimbing
peserta didik agar mereka memperoleh keterampilan-keterampilan, pemahaman,
perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan perkembangan
sikap yang serasi.
b. Turut
serta membina kurikulum sekolah
Sesungguhnya
pendidik merupakan seorang key person yang
paling mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik. Karena itu, sewajarnya apabila dia turut aktif
dalam pembinaan kurikulum di sekolahnya. Akan lebih baik pula apabila pendidik
melakukan langkah-langkah tertentu dalam penilaian terhadap buku-buku pelajaran
yang sedang digunakan.
c. Melakukan
pembinaan terhadap diri peserta didik (kepribadian, watak dan jasmaniah)
Mengembangkan
watak dan kepribadian peserta didik sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap,
cita-cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggungjawab, ramah dan mau
bekerja sama, bertindak atas dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya
menjadi tanggung jawab pendidik agar aspek-aspek kepribadian ini dapat
berkembang maka pendidik perlu menyediakan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengalami, menghayati situasi-situasi yang hidup dan nyata. Selain itu,
kepribadian, watak, dan tingkah laku pendidik sendiri akan menjadi contoh
konkret bagi peserta didik.
d. Memberikan
bimbingan kepada peserta didik
Bimbingan
kepada peserta didik agar mereka mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan
masalahnya sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional
yang baik, sangat diperlukan. Mereka perlu dibimbing kearah terciptanya
hubungan pribadi yang baik dengan temannya dimana perbuatan dan perkataan
pendidik dapat menjad contoh yang hidup. Karena itu pendidik harus memahami
benar tentang masalah bimbingan belajar, bimbingan pendidikan, bimbingan
pribadi, dan terampil dalam memberikan penyuluhan yang tepat.
e. Melakukan
diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas
kemajuan belajar
Pendidik
bertanggung jawab menyesuaikan semua situasi belajar dengan minat, latar
belakang, dan kematangan peserta didik. Juga bertanggung jawab mengadakan
evaluasi terhadap hasil belajar dan kemajuan belajar serta melakukan diagnosis
dengan cermat terhadap kesulitan dan kebutuhan peserta didik.
f. Mengenal
masyarakat dan ikut serta aktif
Pendidik
tak mungkin melaksanakan pekerjaannya secara efektif, jika ia tidak mengenal
masyarakat seutuhnya dan secara lengkap. Harus dipahami dengan baik tentang
pola kehidupan, kebudayaan, minat dan kebutuhan masyarakat, karena perkembangan
sikap, minat, aspirasi anak sangat banyak dipengaruhi oleh masyarakat
sekitarnya. Ini berarti bahwa dengan mengenal masyarakat, pendidik dapat
mengenal peserta didik dan menyesuaikan pelajarannya secara efektif. Pendidik
sebaiknya turut aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat.
Apabila hal ini dikerjakan maka pendidik akan mendapat peluang yang baik untuk
menjelaskan tentang keadaan sekolah kepada masyarakat itu, sehingga mendorong
masyarakat untuk turut memikirkan kemajuan pendidikan anak-anak mereka.
g. Turut
serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia
Pendidik
bertanggung jawab untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang
baik, yang memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa. Perasaan
demikian dapat tercipta apabila para peserta didik didik saling menghargai,
mengenal daerah, masyarakat, adat istiadat, seni budaya, sikap,
hubungan-hubungan sosial, keyakinan, kepercayaan dan peninggalan-peninggalan
historis setempat, keinginan, dan minat daerah-daerah lainnya di seluruh
Nusantara. Dengan pengenalan, pemahaman yang cermat maka akan tumbuh rasa
persatuan dan kesatuan bangsa.
h. Turut
menyukseskan pembangunan
Pembangunan
adalah cara yang paling tepat guna membawa masyarakat ke arah kesejahteraan dan
kemakmuran bangsa. Pembangunan itu meliputi pembangunan dalam bidang mental
spiritual dan bidang fisik materiil. Turut serta dalam kegiatan-kegiatan
pembangunan yang sedang berlangsung di dalam masyarakat termasuk tanggung jawab
pendidik yang efektif.
i.
Tanggung jawab
meningkatkan peranan profesional pendidik
Tanpa
adanya kecakapan yang maksimal yang dimiliki oleh pendidik, maka kiranya sulit
bagi pendidik tersebut mengemban dan melaksanakan tanggung jawabnya dengan cara
yang sebaik-baiknya. Peningkatan kemampuan itu meliputi kemampuan untuk
melaksanakan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas di dalam sekolah dan
kemampuan yang diperlukan untuk merealisasikan tanggung jawabnya di luar
sekolah. Kemampuan itu harus dipupuk dalam diri pribadi pendidik sejak ia
mengikuti pendidikan pendidik sampai ia bekerja.
3.
Tuntutan
Pendidik
Pendidik yang dapat berperan sebagai
pembimbing yang tidak menimbulkan pertentangan:
a. Mengajar
mata pelajaran, yaitu pendidik yang :
1) Dapat
menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik melalui mata pelajaran
yang diajarkannya
2) Memiliki
kecakapan untuk memimpin
3) Dapat
menghubungkan materi pelajaran dengan contoh-contoh praktis.
b. Hubungan
peserta didik dengan pendidik yaitu pendidik yang:
1) Dicari
oleh peserta didik untuk memperoleh nasihat dan bantuan
2) Mencari
kontak denga peserta didik di luar kelas
3) Memiliki
minat dalam pelayanan sosial
4) Membuat
kontak dengan orang tua peserta didik
c. Hubungan
pendidik dengan pendidik, yaitu pendidik yang:
1) Menunjukkan
kecakapan bekerja sama dengan pendidik lain
2) Tidak
menimbulkan pertentangan
3) Menunjukkan
kecakapan untuk berdiri sendiri
4) Menunjukkan
kepemimpinan yang baik dan tidak mementingkan diri sendiri
d. Pencatatan
dan penelitian, yaitu pendidik yang:
1) Mempunyai
sikap ilmiah objektif
2) Lebih
suka mengukur dan tidak menebak
3) Berminat
dalam masalah-masalah penelitian
4) Efisien
dalam pekerjaan-pekerjaan tulis-menulis
5) Melihat
kesempatan untuk penelitian dalam kegiatan tulis menulis
e. Sikap
professional, yaitu pendidik yang:
1) Sukarela
untuk melakukan pekerjaan ekstra
2) Telah
menunjukkan dapat menyesuaikan diri dan sabar
3) Memiliki
sikap yang konstruktif dan rasa tanggung jawab
4) Berkemauan
untuk melatih diri
5) Memiliki
semangat untuk memberikan layanan kepada peserta didik, sekolah dan masyarakat
D.
Komponen
Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogamkan tanpa
tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam
menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa. Sebagai unsur penting untuk
suatu kegiatan, maka dalam kegiatan apapun tujuan tidak bisa diabaikan.
Demikian juga halnya dalam kegiatan belajar mengajar, tujuan adalah suatu
cita-cita yang dicapai dalam kegiatannya. Tujuan merupakan komponen yang dapat
mempengaruhi komponen pengajaran lainnya seperti: bahan pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber dan evaluasi. Semua komponen
itu harus bersesuaian dan didayagunakan untuk mencapai tujuan seefektif dan
seefisien mungkin. Bila salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Tujuan memiliki nilai yang sangat penting di dalam
pengajaran. Bahkan barangkali dapat dikatakan bahwa tujuan merupakan faktor
yang terpenting dalam kegiatan dan proses belajar mengajar. Nilai-nilai tujuan
dalam pengajaran diantaranya adalah sebagai berikut (Dimyati,dkk, 2009):
1. Tujuan pendidikan mengarahkan dan membimbing kegiatan
pendidik dan peserta didik dalam proses pengajaran;
2. Tujuan pendidikan memberikan motivasi kepada pendidik dan
peserta didik;
3. Tujuan pendidikan memberikan pedoman dan petunjuk kepada
pendidik dalam rangka memilih dan menentukan metode mengajar atau menyediakan
lingkungan belajar bagi peserta didik;
4. Tujuan pendidikan penting maknanya dalam rangka memilih
dan menentukan alat peraga pendidikan yang akan digunakan; dan
5. Tujuan pendidikan penting dalam menentukan alat/ teknik
penilaian pendidik terhadap hasil beajar peserta didik.
Ada
bermacam-macam tujuan pendidikan menurut M. J. Langeveld (Siswoyo, 2007: 26),
yaitu:
1. Tujuan
umum
Tujuan
umum adalah tujuan paling akhir dan merupakan keseluruhan/ kebulatan tujuan
yang ingin dicapai oleh pendidikan. Bagi Langeveld tujuan umum atau tujuan
akhir, akhirnya adalah kedewasaan, yang salah asatu cirinya adalah tetap hidup
dengan pribadi mandiri. Dan menurut Hoogveld (Soekarlan, 1969: 29) mendidik itu
berarti membantu manusia agar mampu menunaikan tugas hidupnya secara berdiri
sendiri.
2. Tujuan
khusus
Tujuan
khusus adalah pengkhususan tujuan umum atas dasar berbagai hal. Misalnya usia,
jenis kelamin, intelegensi, bakat, minat, lingkungan sosial budaya, tahap-tahap
perkembangan, tuntutan persyaratan pekerjaan dan sebagainya.
3. Tujuan
tak lengkap
Tujuan
tak lengkap adalah tujuan yang hanya menyangkut sebagian aspek kehidupan
manusia. Misalnya aspek psikologis, biologis, sosiologis saja. Salah satu aspek
psikologis misalnya hanya mengembangkan emosi dan pikiran saja.
4. Tujuan
sementara
Tujuan
sementara adalah tujuan yang hanya dimaksudkan untuk sementara saja, sedangkan
kalau tujuan sementara itu sudah tercapai maka ditinggalkan dan diganti dengan
tujuan yang lain. Misalnya: orang tua ingin agar anaknya berhenti merokok,
dengan dikurangi uang sakunya. Kalau sudah tidak merokok, lalu ditingalkan dan
diganti dengan tujuan lain misalnya agar tidak suka begadang.
5. Tujuan
intermedier
Tujuan
intermedier yaitu tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang pokok. Misalnya:
anak yang dibiasakan untuk menyapu halaman, maksudnya agar klak ia mempunyai
rasa tanggung jawab. Membiasakan mmbagi-bagi tugas pada anak satu dngan lainnya
juga berarti melatih tanggung jawab dengan maksud agar kelak mereka memiliki
rasa tanggung jawab.
6. Tujuan
insidental
Tujuan
insidental yaitu tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu, seketika atau
spontan. Misalnya: pendidik menegur anak yang bermain kasar ketika bermain
sepak bola. Selain itu, orang tua yang menegur anaknya untuk duduk dengan
sopan.
Dalam bukunya, Djamarah (2010: 42) mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran
adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) peserta didik-peserta didik yang kita harapkan setelah
mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran
mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar
suatu proses dari pengajaran itu sendiri. Akhirnya, pendidik tidak bisa
mengabaikan masalah perumusan tujuan bila ingin memprogamkan pengajaran.
E.
Komponen
Bahan/ Materi
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan
dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar
tidak akan berjalan. Karena itu, pendidik yang akan mengajar pasti memiliki dan
menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik. Ada dua
persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran
pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang
studi yang dipegang pendidik sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya).
Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang
dapat membuka wawasan seorang pendidik agar dalam mengajar dapat menunjang
penyampaian bahan pelajaran pokok. Bahan penunjang ini biasanya bahan yang
terlepas dari disiplin keilmuan pendidik, tetapi dapat digunakan sebagai
penunjang dalam penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran
penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar
dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua anak didik.
Bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada di dalam
kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan
untuk dikuasai olek anak didik. Karena itu, pendidik khususnya atau pengembang
kurikulum umumnya, tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh mana bahan-bahan
yang topiknya tertera dalam silabus berkaitan dengan kebutuhan anak didik pada
usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu pula. Minat anak didik akan bangkit
bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Maslow
berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan
kebutuhannya (Djamarah, 2010: 44). Jadi, bahan pelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan anak didik akan memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu.
Dengan demikian, bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan
dalam pengajaran, sebab bahan adalah inti dalam proses beajar mengajar yang
akan disampaikan kepada anak didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran adalah adanya interaksi. lnteraksi yang terjadi
antara si belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu dengan pendidik, teman-temannya, tutor, media pembelajaran, dan atau
sumber-sumber belajar yang lain. Sedangkan ciri-ciri lainnya dari
pembelajaran ini berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran itu sendiri.
Dimana di dalam pembelajaran akan terdapat komponen-komponen sebagai berikut: tujuan
pendidikan, peserta didik, pendidik , bahan atau materi pelajaran, pendekatan
dan metode, media atau alat, sumber belajar serta, evaluasi. Semua komponen
tersebut saling terkait atau berhubungan untuk mewujudkan proses pembelajaran
yang efektif dan efisien. Komponen-komponen pembelajaran tersebut sebagai suatu
sistem yang utuh dan saling mendukung satu sama lain.
DAFTAR RUJUKAN
Dimyati,dkk. 2009. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri &
Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Siswoyo, Dwi, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Press.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekarlan, Endang. 1969. Pedagogik Umum.
Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar