Salam Pembuka

Minggu, 10 Februari 2013

Komunikasi dalam Kepemimpinan Pendidikan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang hendak dibuat. Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori komunikasi akan dibuat. Komunikasi sangatlah penting bagi pelaksanaan kepemimpinan. Salah komunikasi, pada suatu waktu dapat berakibat sangat fatal. Salah komunikasi yang terjadi dalam suatu peperangan, kiranya dapat digambarkan betapa dasyat akibatnya.

Komunikasi merupakan hubungan antara manusia dan manusia dengan mempergunakan sarana. Untuk itu perlu adanya pertimbangan, bahwa pelaku yang berperan dalam proses terjadinya komunikasi itu adalah manusia, karena itu komunikasi sebenarnya menjelaskan mengapa dan untuk apa hubungan antar manusia itu terjadi? Tentu dilingkungan suatu organisasi faktor status yang menyertai seseorang, karena jabatan, pangkat dan yang lain, dapat memberi pengaruh kepada hubungan antar manusia, baik yang bersifat positif maupun negatif. Ditinjau dari aspek-aspek manusiawi, tentu setiap manusia memiliki perasaan, pikiran dan kehendak sendiri. Oleh sebab itu hubungan antar manusia apabila tidak mempertimbangkan perasaan, pikiran dan kehendak yang lain, itu berarti bahwa hubungan antar manusia tersebut menjadi tidak manusiawi, padahal hubungan antar manusia yang benar adalah bersedia menghargai perasaan, pikiran dan kehendak orang lain.
Komunikasi merupakan faktor yang penting dalam menjalankan proses administrasi dan interaksi antar elemen suatu lembaga/organisasi, baik internal maupun eksternal. Tanpa terjalinnya komunikasi yang baik dan benar, besar kemungkinan semua proses yang terjadi di dalam lembaga/organisasi tidak akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Komunikasi antara pemimpin dan anggotanya harus dijaga baik agar tidak terjadi komunikasi yang tidak produktif karena adanya kesalahan antar sesama manusia, misalnya kurangnya adanya sikap simpatik, terdapat kata-kata yang tidak baik, tindakan yang kurang saling menghormati sesama manusia, dan sebagainya. Semua unsur yang terdapat dalam proses komunikasi ikut menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Oleh karena itu, kami akan menjelaskan sedikit tentang komunikasi dalam kepemimpinan pendidikan.

1.2    RUMUSAN MASALAH
1)    Bagaimana pengertian dari komunikasi?
2)    Bagaimana proses komunikasi?
3)    Bagaimana interaksi leader?
4)    Bagaimana prinsip komunikasi?
5)    Bagaimana hambatan komuikasi dalam kepemimpinan?
6)    Bagaimana teknik berkomunikasi secara efektif?
7)    Bagaimana peranan komunikasi dalam kepemimpinan organisasi?

1.3    TUJUAN
1)    Untuk mengetahui proses komunikasi
2)    Untuk mengetahui interaksi leader
3)    Untuk mengetahui prinsip komunikasi
4)    Untuk mengetahui hambatan komuikasi
5)    Untuk mengetahui teknik berkomunikasi secara efektif

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Beberapa definisi komunikasi:
1. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
2. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
3. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W).
Komunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal. Orang melakukan kominikasi disebut sebagai komunikator. Orang yang diajak berkomunikasi disebut sebagai komunikan. Orang yang mampu berkomunikasi disebut sebagai komunikatif. Orang yang komunikatif ialah orag yang mampu menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain, baik secara langsung maupun tidak lagsung, secara tertulis, lisan, maupun bahasa nonverbal sehingga orang lain dapat menerima informasi (pesan) sesuai dengan harapan si pemberi informasi (pesan). Sebaliknya, ia mampu menerima infomasi atau pesan orang lain yang dismapaikan kepadanya, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan, maupun bahasa nonverbal.
Tujuan dan manfaat komunikasi adalah sebagai sarana untuk: 1) meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial; 2) menyampaikan dan atau menerima informasi; 3) menyampaikan dan menjawab pertanyaan; 4) mengubah perilaku (pola fikir, perasaan, dan tindakan) melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan; 5) mengubah keadaan sosial; dan 6) dua hal yang dapat mengubah perilaku dan keadaan sosial adalahkomunikasi dan pengambilan keputusan.

2.2 PROSES KOMUNIKASI
Unsur-unsur dalam proses kominikasi antara lain sebagai berikut.
1)    Pengiriman pesan (sender) atau komunikakator dan materi/isi pesan
Pengrim pesan adalah orang mempunyai satu paket ide untuk disampaikan kepada orang lain dengan harapan pesannya dapat dipahami oleh penerima pesan sesuai yang dimaksud. Materi pesan dapat berupa informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan, dan tanggapan.
2)    Bahasa pesan (coding)
Bahasa pesan bertujuan untuk menyingkat pola pikir pengirim pesan ke bentuk bahasa, kode, atau lambang lainnya sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasaya leader atau manajer menyampaikan pesannya dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan (bahasa tubuh). Tujuan penyampaian pesan ini adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap atau perilaku ke arah tujuan tertentu.
3)    Media
Pilihan media dipengaruhi isi pesan yang harus disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi, dan sebagainya. Media yang dapat digunakan antara lain telepon, radio, TV, mikrofon, memo, surat, komputer, internet, foto, papan pengumuman, pertemuan, lokakarya, seminar, rapat kerja, penerbitan, dan sebagainya.
4)    Mengertikan pesan (decoding)
Setelah pesan diterima melalui indra, maka si penerima pesan harus dapat mengartikan bahasa isyarat sesuai dengan isi pesan yang dimaksud.
5)    Penerima pesan (komunikasi)
Penerima pesan ialah orang yang dapat memahami pesan sipengirim walaupun dalam bentuk snadi tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan.
6)    Balikan (respon si penerima pesan)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan ke pengirim pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak pernah mengetahui dengan pasti apakah pesannya dapat diterima sesuai denga yang diharapkan. Balikan dapat disampaikan oleh si penerima pesan dan atau oleh orang lain bukan menerima pesan. Dalam upaya balik terjadi komunikasi dua arah. Komunikasi ini perlu terjadi untuk menghindari kesalah pahaman (misscomunicstion) sehingga dapat diketahui bahwa si penerima pesan sudah benar-benar memahami pesan.
7)    Gangguan yang menghambat komunikasi
Gangguan adlah hal-hal yang merintangi atau menghambat komunikasi dan merusak konsentrasi sehingga penerima pesan salah menafsirkannya. Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi, tetapi mempunyai pengaruh terhadap proses komunikasi.
Proses komunikasi dapat digambarkan seperti berikut.

Dari proses komunikasi dua arah tampak adanya interaksi dari partisipasi, baik dari pengirim pesan maupun penerima pesan. Interaksi dan partisipasi tersebut dapat terjadi berulang-ulang melalui Paraphrasing, cek persepsi, ungkapan perasaan, balikan dari kedua pihak seperti yang digambarkan pada

2.3 INTERAKSI LEADER
Setiap leader atau manajer pendidikan sekurang-kurangnya akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak, seperti dengan bawahannya, atasannya, spesialis, kelompok leader atau manajer, masyarakat, kelompok lain, asosiasi profesi, pemerintah, pelanggan, stockholders, supplier, organisasi-organisasi lain.  Chung dan megginson (1981) menggambarkannya seperti berikut.
Sementara itu, kepala sekolah berinteaksi dengan wakilnya, guru, staf tata usaha, dan siswa (intern organisasi sekolah), sedangkan dengan ekstern organisasi sekolah berinteraksi dengan Kepala Dinas Pendidikan, staf Dinas Pendidikan, pemerintah, orang tua/wali murid, alumi, pengusaha, masyarakat, kelompok kepala sekolah, organisasi profesi, dan lain-lainya. Interaksi kepala sekolah dengan pihak-pihak lain seperti pada Gambar

2.4 PRINSIP-PRISIP KOMUNIKASI
1)    PRINSIP 1: KOMUNIKASI ADALAH SUATU PROSES SIMBOLIK
Salah satu kebutuhan pokok manusia, adlah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum. Lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek (baik abstrak mau pun nyata) tanpa kehadirah manusia dan objek tersebut. Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks. Ikon adalah suatu benda fisik yang menyerupai yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai dengan kemiripan. Indek adalah suatu tanda yang secara alamiah merepresntasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk indeks adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari desebut juga gejala (symptom). Indek muncul berdasarkan hubungan antara sebab akibat yang punya kedekatan eksistensi.
2)    PRINSIP 2: SETIAP PERILAKU MEMPUNYAI POTENSI KOMUNIKASI
Kita tidakdapat tidak berkomunikasi (We cannot not communicate). Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Komuniikasi terjadi bila seseorang memberikan makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.
3)    PRINSIP 3 : KOMUNIKASI PUNYA DIMENSI ISI DAN DIMENSI HUBUNGAN
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaraktkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Tidak semua orang menyadari bahwa pesan yang sama bisa ditafsirkan berbeda bila disampaikan dengan cara berbeda. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur2 lain terlasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Pengaruh suatu pesan juga akan berbeda bila disjikan dengan media yang berbeda.
4)    PRINSIP 4 : KOMUNIKASI ITU BERLANGSUNG DALAM BERBAGAI TINGKAT KESENGAJAAN
Komunikasi dilakkan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak sengaja sama sekali (missal ketika anda melamun sementara orang memperhatikan anda) hingga komunikasi yang benar-benar direnacanakan dan disadari (ketika anda menyampaikan suatu pidato). Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial untuk ditafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita. Dalam berkomunikasi., kesadaran kita lebih tinggi dalam situasi khusus alih-alih dalam situasi rutin. Dalam komunikasi sehari-hari terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang tidak kita sengaja. Namun lebih banyak pesan nonverbal yang kita tunjukan tanpa kita sengaja. Komunikasi telah terjadi bila penafsiran telah berlangsung. Terlepas dari apakah anda menyengaja perilaku tersebut atau tidak. Kadang-kadang komunikasi yang disengaja dibuat tampak tidak sengaka. Jadi, niat kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk berkomunikasi. Dalam komunikasi antara orang-orang berbeda budaya ketidak sengajaan berkomunikasi ini lebih relevan lagi untuk kita perhatikan.
5)    PRINSIP 5 : KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan psikologis.Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan, misalnya orang menelpon dini hari dengan siang hari akan berbeda. Kehadiran orang lain, sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang berkomunikasi, misalnya dua orang yang berkonflik akan canggung jika ada disituasi berdua tidak ada orang, namun dengan adanya orang ketiga, keeadaan akan bisa lebih mencair. Suasana psikologis peserta komunikasi tidak pelak mempengaruhi suasana komunikasi
6)    PRINSIP 6 : KOMUNIKASI MELIBATKAN PREDIKSI PESERTA KOMUNIKASI
Ketika orang-orang berkomunikasi , mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka, dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlamgsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya. Prinsip ini mengasumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku komunikasi manusia, dengan kat alain perilaku manusia minimal secara parsial dapat diramalkan.
7)    PRINSIP 7 : KOMUNIKASI ITU BERSIFAT SISTEMIK
Setiap individu adalah suatu system yang hidup ( a living system ). Komunikasi juga menyangkut suatu system dari unsur-unsurnya. Setidaknya dua system dasar beroprasi dalam transaksi komunikasi itu: system internal dan eksternal. Sistem internal adalah seluruh system nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia serap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya. Pendeknya system internal ini mengandung semua unsur yang membentuk individu yang unik, termasuk ciri-ciri kepribadiannya, intelegensi, pendidikan, pengetahuan, agama, bahasa, motif keinginan, cita2, dan semaua pengalaman masalalunya, yang pada dsarnya tersembunyi. Kita haya dapat menduganya lewat kata yang ia ucapkan dan atau perilaku yang ia tunjukan. Setiap individu adalah system internal. Sistem Eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kat ayng ia pilih utk berbicara, isyarakat fisik peserta, dan temperatur ruangan. Elemen-elemen ini adalah stimuli public yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transasks komunikasi.
8)    PRINSIP 8 : SEMAKIN MIRIP LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA SEMAKIN EFEKTIFLAH KOMUNIKASI
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi).
9)    PRINSIP 9 : KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL
Meskipun terdapat banyak modal komunikasi linier atau satu arah, sebenarnya komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah.Beberapa pakar komunikasi mengakui sifat sirkuler atau dua arah komununikasi ini. Misalnya Frank Dance, Kincaid, dan Schramm yang mereka sebut model komunikasi antarrmanusia yang membusat, dan Tubbs. Komunikasi sirkuler ditandai dengan beberapa hal berikut :
1. Orang-roang yang berkomunikasi dianggap setara
2. Proses Komunikasi berjalan timbale balik (dua arah)
3. Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik.
4. Komunikasi yang terjadi sebenernya jauh lebih rumit.
10)    PRINSIP 10 : KOMUNIIKASI BERSIFAT PROSESUAL DINAMIS, DAN TRANSAKSIONAL
Komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung (continues). Komunikasi sebagai proses ini dapat dianalogikan dengan apa yang dikatakan Heraclitus enam abad sebelum Masehi bahwa: “Seorang manusia tidak akan pernah melangkah di sungai yang sama dua kali”. Komunikasi terjadi sekali waktu dan kemudian mwnjadi bagian dari sejarah kita. Dalam proses komunikasi, para peserta komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecil pun pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal maupun nonverbal. Pernyataan bahwa komunikasi telah terjadi sebenarnya bersifat artificial dalam arti bahwa kita mencoba menangkap suatu gambaran diam (statis) dari proses tersebut dengan maksud untuk menganalisis kerumitan peristiwa tsb, dengan menonjolkan komponen2 atau aspek2 yang penting.
11)    PRISNSIP 11 : KOMUNIKASI BERSIFAT IRRESVERSIBLE
Sekali adna mengirimkan suatu pesan, anda tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayyak apalagi menghilangkan efek persantersebut sama sekali. Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah. Prinsip ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati2 untuk menyampaikan suatu pesan kepad aorang lain, sebab yaitu tadi, efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali. Meskipun kita berusaha meralatnya, apalagi bila penyampaian pesan itu dilakukan untuk pertama kalinya Dalam kkomunikasi massa, sekali wartawan menyiarkan suatu berita yang tanpa disengaja mecemarkan nama baiks eseorang
12)    PRINSIP 12 : KOMUNIKASI BUKAN PANASEHAT UNTUK MENYELESAIKAN BERBAGAI MASALAH
Bayak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi itu sendiri bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu. Karena persoalan atau konflik tsb mungkin berkaitan dengan masalah structural. Agar komunikasi efektif, kendala structural ini juga harus diatasi.

2.5 HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penghambat atau pengahalang dalam proses berkomunikasi. Penghambat tersebut dikenal dengan istilah barrier, noises, atau bottle neck communication.
a.    Hambatan dalam proses komunikasi pada umumnya
•         Hambatan yang bersifat geografis
Proses komunikasi yang terjadi antar dua individu atau lebih akan mudah berlangsung jika kedu-duanya berada dalam tempat yang tidak berjauhan. Tetapi bila berjauhan maka aka nada kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi.
•         Hambatan yang bersifat biologis
Yaitu dikarenakan perbedaan biologis manusia contohnya panca indra, tidak semua punya panca indra lengkap/normal.
•         Hambatan yang bersifat teknis
Didapati pada alat-alat komunikasi massa yang tidak selamanya bekerja dengan normal/sempurna
•         Hambatan yang bersifat sosil-budaya
Ada pertentangan paham/ideology di antara golongan dalam masyarakat sehingga sulit dipertemukan.
b.      Hambatan komunikasi yang berhubungan dengan penugasan kerja
•         Apa yang di katakana kepada bawahan
Komunikasi biasanya akan lancer bila menyangkut kepentingan pribadi/nasib bawahan dan sebaliknya
•         Kapan hal itu dikatakan
Apabila informasi disampaikan dalam waktu yang sudah kadaluarsa maka komunikasi tidak akan berhasil baik
•         Cara mengatakan
Apabila informasi disampaikan dengan kata-kata yang baik, ramah, menaruh kepercayaan pada bawahan maka komunikasi akan berjalan dengan baik begitu pula sebaliknya.

2.6 TEKNIK BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF
Komunikasi sangat penting untuk berjalanya suatu organisasi. Kepentingan itulah diperlukan teknik komunikasi yang efektif dalam penyampaianya. Ada beberapa teknik ykomunikasi yang efektif yaitu:
a) Sampaikan pesan dengan jelas
Pastikan apa yang ingin Anda komunikasikan tercermin dengan tepat dalam komunikasi. Apakah Anda mengatakan dengan jelas tenang apa yang ingin Anda katakan, informasi yang ingin Anda sampaikan, dan hasil seperti apa yang Anda harapkan dalam menyampaikan komunikasi tersebut.
b) Siapkan komunikasi
Tentukan metode komnikasi apa yang akan Anda gunakan. Apakah Anda perlu menggunakan lebih dari satu metode. Misalnya, komunikasi langsung adalah yang terbaik untuk mempengaruhi orang lain, tetapi komunikasi tertulis merupakan metode terbaik menyangkut informasi yang terperinci.
c) Menyampaikan informasi
Kapan dan di mana Anda harus bertemu dengan orang tersebut untuk berdiskusi secara langsung. Apakah komunikasi tertulis harus menggunakan surat, faksimili, e-mail. Ada rutinitas dalam kebanyakan organisasi untuk mentransmisikan informasi. Anda harus memikirkan metode yang paling tepat.
d) Penerimaan
Pikirkan bagaimana pesan akan diterima. Apakah saat itu setiap orang hadir dalam rapat, apakah pesan Anda akan sampai tepat waktu, apakah mereka akan membaca memo yang Anda tulis. Jika tidak, pesan yang Anda kirim tidak akan sampai.
e) Reaksi terhadap pesan
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting. Anda menginginkan agar penerima pesan mengambil tindakan sebab jika tidak, komunikasi tidak ada gunanya. Hal ini bergantung pada dua faktor, yakni kemampuan dan disposisi pihak penerima.
Banyak komunikasi organisasi dipersiapkan secara teknis. Misalnya, ramalan pemasaran, analisis finansial, atau laporan-laporan teknis lainnya yang mungkin tidak dimengerti oleh penerima. Disposisi penerima (seperti penolakan atau ketidak pedulian) dapat membuat pihak penerima tidak mau mengambil tindakan positif sebagai akibat dari komunikasi tersebut. Banyak memo yang dikirim dalam organisasi menjadi terabaikan.
f) Umpan-balik
Periksalah pihak penerima untuk memastikan bahwa komunikasi telah dimengerti dan dilaksanakan. Setiap proses komunikasi yang tidak memiliki lingkaran umpan-balik tidak begitu berarti karena pihak pengirim tidak tahu apakah pesan tersebut telah dimengerti dan dilaksanakan dengan benar.

2.7  PERANAN KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan penyampaian pesannya kepada peranannya yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University di Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan: peranan antarpersona; peranan informasi; dan peranan memutuskan.
1)    Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal.
a)    Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat seorang manajer melakukan tugas yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh, maka selain memimpin berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dan lain-lain.
b)    Peranan pimpinan. Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan kepemimpinananya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
c)    Peranan penghubung. Dalam peranan sebagai penghubung, seorang manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik secara formal maupun secara tidak formal.
2)    Peranan informasi.
Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya. Melalui komunikasi seorang manajer memberikan informasi kepada bawahanya. Peranan informasional meliputi peranan-peranan sebagai berikut.
a)    Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai pertanyaan kepada rekan-rekannya atau kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa diminta berkat kontrak pribadinya yang selalu dibinanya.
b)    Peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemudian disebarkan kepada bawahannya.
c)    Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam hal caranya: jika dalam peranannya sebagai penghubung ia menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun dalam peranannya sebagai juru bicara tidak selamanya secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi.
Dalam peranannya sebagai juru bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya.
Kepada khayalak di luar organisasinya. Ia meyakinkan khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa organisasinya berjalan sesuai dengan peraturan sebagaimana mestinya.
3)    Peranan memutuskan.
Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini.
a)    Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang diawasinya sendiri atau didelegasikannya kepada bawahannya.
b)    Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.
c)    Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai pengambilan keputusan penting sebelum implementasi dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui pemikiran tunggal .
d)    Peranan perunding. Manajer melakukan peranan perunding bukan saja mengenai hal-hal yang resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi, melainkan juga tentang hal-hal yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan kekayaan. Bagi manajer, perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang mempunyai kewenangan untuk menanggapi sumber-sumber organisasional pada waktu yang tepat dan hanya ialah yang merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi perundingan yang penting.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal. Komunikasi pastinya dilakukan oleh dua orang atu lebih yang saling berkomunikasi. Tujuan dan manfaat komunikasi adalah sebagai sarana untuk: 1) meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial; 2) menyampaikan dan atau menerima informasi; 3) menyampaikan dan menjawab pertanyaan; 4) mengubah perilaku (pola fikir, perasaan, dan tindakan) melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan; 5) mengubah keadaan sosial; dan 6) dua hal yang dapat mengubah perilaku dan keadaan sosial adalahkomunikasi dan pengambilan keputusan. Dalam suatu oerganisasi, komunikasi sangat diperlukan oleh seorang pemimpin kepada bawahanya karena pemimpin bertugas sebagai motivator, pengawas dan pemberi informasi tentang tugas yang harus diselesaikan oleh pekerjanya.

3.2 Saran
Dalam melakukan komunikasi seorang pemimpin harus dapat menyampaikan dengan baik. Komunikasi yang baik dapat dilakukan dengan penyampaian yang jelas sehingga informasi yang didapat tepat dakn akurat.

DAFTAR RUJUKAN

Soetopo, Hendyat & Soemanto, Wasty. 1982. Kepemimpinan dalam Pendidikan. Surabaya. Usaha Nasiona.
Soewarso & Sjafioedin. 1984. Kepemimpinan Sekolah. Jakarta. PT. New Aqua Press.
Usman,Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta. Bumi aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar